
Koleksi Lengkap Museum Vredeburg selaku Saksi sejarah bangsa Indonesia. Museum Benteng Vredeburg ialah salah satu sisa peninggalan bangunan Belanda di Yogyakarta. Di benteng ini kamu bisa berguru sejarah di museumnya, menikmati aneka sajian yummy di Indische Koffie, hingga berswafoto di tamannya yang asri. Museum Benteng Vredeburg terletak di depan Gedung Agung yang ialah istana kepresidenan di Yogyakarta. Lokasi tepatnya yaitu di Jl. Margo Mulyo / Jl. A. Yani No.9, Gondomanan, Kota Yogyakarta, Yogyakarta. Terletak di jantung kota menciptakan kawasan ini gampang dijangkau dari manapun. Jika dari arah Malioboro kau cukup berjalan kaki ke arah selatan, museum ini ada di kiri jalan sebelum perempatan Kantor Pos Besar. Adapun transportasi lazim yang melalui kawasan Museum Benteng Vredeburg adalah bus kota jalur 4, dan bus TransJogja jalur 1A, 2A, dan 3A.
Di Museum Benteng Vredeburg, Anda mampu mempelajari jejak sejarah bangsa, jejak sejarah para pendekar bangsa mirip Ir Soekarni, Jenderal Sudirman, dan lainnya yang menjadi saksi dalam menjaga kemerdekaan Indonesia. Hal ini sebab Museum Benteng Vredeburg menyimpan banyak koleksi sejarah yang lengkap. Salah satu koleksi yang populer yaitu Diorama Peristiwa Bersejarah.
Koleksi Diorama Peristiwa Bersejarah Museum Benteng Vredeburg, yaitu:
1. Ruang diorama I menempati gedung perumahan perwira selatan I (gedung M3) berjumlah 11 buah, ruang diorama II menempati gedung perumahan perwira utara I dan II (atau gedung M1 dan gedung M2) sebanyak 19 buah, ruang diorama III menempati gudang barak serdadu utara (atau gedung E) lantai I sebanyak 18 buah, dan ruang diorama IV menempati gedung societe militaire (gedung G) lantai bawah sebanyak 7 buah. Ruang Diorama I – Ruang ini mempunyai koleksi museum Vredeburg berjumlah 11 diorama yang menggambarkan peristiwa sejarah semenjak kurun perang Diponegoro hingga pada era pendudukan Jepang di Yogyakarta pada 1825 – 1942.
2. Ruang Diorama II – Koleksi museum Vredeburg pada ruangan ini berjumlah 19 buah diorama yang menggambarkan banyak sekali kejadian sejarah semenjak periode proklamasi atau dari awal kemerdekaan sampai terjadinya Agresi Militer Belanda I sejak 1945 – 1947. Salah satu adegan dome kesembilanbelas pada Diorama II yakni adegan Jenderal Soedirman dilantik selaku Panglima Besar Tentara Nasional Indonesia oleh Presiden Soekarno, yang juga dibarengi dengan pelantikan pucuk pimpinan TNI lainnya Berlangsung di Gedung Kepresidenan Yogyakarta (Gedung Agung) pada tanggal 28 Juni 1947.
3. Ruang Diorama III – Isi dari koleksi museum Vredeburg ini berupa 18 diorama yang menggambarkan kejadian dalam sejarah berupa Perjanjian Renville hingga akreditasi kedaulatan Republik Indonesia Serikat (RIS) pada tahun 1948 – 1949.
4. Ruang Diorama IV – Pada ruangan ini terdapat koleksi museum Vredeburg berbentuk7 buah diorama yang mampu menggambarkan sejarah yang dialami oleh NKRI hingga kala Orde Baru semenjak tahun 1950 – 1974.
Koleksi Lukisan Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta antara lain:
1) Pembangunan kraton mataram di Kotagede
2) Penyerangan Sultan Agung Hanyakrakusuma ke Batavia
3) Pembangunan istana kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat
4) Perlawanan Pangeran Diponegoro kepada Belanda
5) Raden Ajeng Kartini
6) Jenderal Soedirman
7) Ki Hadjar Dewantara
8) Pernyataan Negeri Ngayogyakarta
9) Pengibaran merah putih di gedung agung
10) Dapur biasa di kawasan gerilya
11) Serangan lazim 1 maret 1949
12) Perjuangan dari agresi Belanda I sampai dengan kontrakrenville
13) Poster dari kedatangan bangsa barat sampai dengan kurun orde baru
14) Lukisan serdadu pelajar karya Frans Harsono
Koleksi Maket Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta antara lain:
1) Maket Balai Mataram Yogyakarta
2) Maket Senisono Yogyakarta
3) Maket Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta
4) Maket Gedung Pengapit Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta
5) Maket Museum Perjuangan Yogyakarta
Koleksi Peta Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta antara lain:
1) Peta kawasan kekuasan Sultan Agung
2) Peta penciutan daerah Mataram
3) Peta route gerilya pangsar Jenderal Soedirman
4) Peta route konsolidasi pasukan Wehrkreise III
5) Peta pertempuran Ambarawa
6) Peta perlawanan pangeran Diponegoro
7) Peta monumen-monumen insiden bersejarah di Yogyakarta
8) Peta route perjuangan A. H. Nasution
Koleksi Miniatur di Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta antara lain:
1) Miniatur kapal jualan Belanda yang mendarat di Banten
2) Miniatur pesawat Cureng dan Guntei
3) Miniatur kepanduan (Pandu Hizbul Wathan, kepanduan bangsa Indonesia, pandu rakyat dan pramuka)
Koleksi Patung Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta antara lain:
1) Komodor muda udara Adisucipto
2) KRT. Tirta Kusuma
3) Dewi Sartika
4) Nyi Ageng Serang
5) Ir. Soekarno
6) DRS. M. Hatta
7) Letjen Oerip Soemohardjo
8) Panglima Besar Jenderal Soedirman
9) Kol Inf. Anumerta Sugiyono
10) Brigjen Anumerta Katamso
11) P. Diponegoro
12) Dr. Wahidin Sudirohusodo
13) Dr. Soetomo
14) Ki Hadjar Dewantara
15) Nyi Hadjar Dewantara
16) Kyai Haji Ahmad Dahlan
17) R.A. Kartini
18) Jenderal Ahmad Yani
19) Letjen R. Soeprapto
20) Letjen S. Parman
21) Letjen Haryono MT
22) Letjen Soetojo Siswomiharjo
23) Mayjen D.I. Panjaitan
24) Kapten Piere Andreas Tendean
25) Brigadir Polisi Karel Sasuit Tubun
26) Drs. M. Hatta
27) Jenderal Sudirman
28) Patung Polisi Jaman Jepang
29) Patung Polisi Jaman Belanda
30) Dr. Abdurahman Saleh
31) Fatmawati menjahit Bendera Merah Putih
32) Kadet penerbangan dan pengembom Ambarawa
33) Laskar bambu runcing
34) Laskar Hisbullah

Koleksi Benda-Benda Realia Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta antara lain:
1) Tempat tidur yang digunakan oleh Panglima Besar Jenderal Soedirman saat beristirahat di piyungan dalam rangka perjalanan masuk kota Yogyakarta tanggal 10 Juli 1949.
2) Ketel Nasi untuk Jendral Sudirman
2) Ketel Nasi untuk Jendral Sudirman
3) Meja dingklik bagi pelatih dan pengunjung dalam penyelenggaraan acara mencar ilmu mengajar di Militer Akademi Yogyakarta di Christelijk MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs) setingkat Sekolah Menengah Pertama di kotabaru Yogyakarta tahun 1945-1949.
4) Meja dan dingklik kerja maupun meja dan bangku tamu yang pernah digunakan oleh kolonel T.B. Simatupang (wakil KSAP) di markas perjuangan banaran Banjarsari, Samigaluh, Kulon Progo tahun 1948-1949.
5) Perlengkapan makan dan minum bagi para pejuang radio AURI dengan instruksi PC 2 dibawah pimpinan Budiharja di Krenen, Banaran, Playen, Gunung Kidul tahun 1949).
6) Meja dan kursi tamu yang dipergunakan oleh panglima besar Jenderal Soedirman beristirahat di Piyungan dalam rangka perjalanan masuk kota Yogyakarta pada tanggal 10 Juli 1949.
8) Senjata Samuari clan anggota kesatuan kempeitei Jepang yang populer kejam dan keras. Dipakai oleh R. Soetrasno (anggota polisi) selaku senjata dalam usaha mempertahankan kemerdekaan.
8) Mata duit VOC yang beredar pada abad penjajahan Belanda pada permulaan kurun 17 – era 18.
9) Meja tamu, peralatan makan dan minum, yang pernah dipakai oleh kapten Widodo kompi dari SWK 102 Bantul dikala bermarkas di Jetis Bajang Gilangharjo Pandak Bantul tahun 1948-1949.
10) Mesin jahit, perlengkapan minum, dan gamelan yang pernah dipakai oleh kolonel T.B. Simatupang pada tahun 1948-1949 di markas perjuangan Banaran, Banjarsari, Samigaluh, Kulon Progo.
11) Baju dan celana panjang milik Sunarno seorang anggota TP Detasemen 3 Brigade 17 yang turut berjuang pada tahun 1948-1949.
12) Peralatan kesehatan dari RS. Santo Yusup Boro Banjar Sari Kalibawang Kulon Progo yang banyak berjasa menolong korban perang di tempat tersebut dan juga para pengungsi dari tempat lain seperti Cebongan dan Godean pada tahun 1948-1949.
13) Perlengkapan dapur yang dahulu pernah dipergunakan untuk emasak nasi bagi anggota TGP (prajurit genie pelajar) di dusun klaci Margoluwih, seyegan, sleman tahun 1948-1949.
14) Gogok dan poci yang berperan dalam perjuangan kesatuan dibawah pimpinan Zulkifi Lubis di Srunggo Selopamiro Imogiri Bantul tahun 1948-1949. Gogok untuk daerah candu yang ialah komoditi untuk modal usaha. Sedangkan poci untuk minum.
15) Kendhil Dhalung yang pernah dipergunakan untuk merebus 3 butir telur ayam bagi pangsar Jenderal Sudirman dikala menginap dirumah mbah Sayuk (Mertopawiro) pada tanggal 21 Desember 1948 dalam rangka perjalanan gerilya menyingkir dari pengejaran oleh pasukan Belanda.
16) Lampu gantung yang dipergunakan selaku alat penerangan ketika proses pengerjaan ORI berjalan di dusun Kajor Selopamioro, Imogiri, Bantul tahun 1948-1949.
17) Perlengkapan milik anggota TP Bernama Soekimin berupa buku arsip surat-suratpenting Brigade XVII TP, buku harian, topi TP dan bendera Merah Putih. tahun 1947 masuk TP Yogyakarta, berikutnya aktif berjuang sebagai komandan PHB pada tahun 1948 -1949.
18) Kemeja milik Sri Sultan HB X yang dikenakan oleh beliau dikala mengenangkan masa di Jl. Solo serta menyampaikan amanat dalam Pisowanan Ageng tahun 1998.
19) Perlengkapan langsung milik Prof. Dr. Sarjito
20) Perlengkapan milik Fakultas Kedokteran UGM yang dipakai saat aktivitas perkuliahan pada masa-kurun permulaan berdiringa Fakultas Kedokteran UGM.
21) Mata duit yang sukses dikumpulkan di Museum Benteng Vredeburg, antara lain mata duit VOC, mata duit Jepang, dan mata duit Rupiah, baik dalam bentuk uang kertas maupun duit logam. Disamping itu juga terdapat klise mata uang pada kurun revolusi.
22) Dokumen terkait dengan usaha dr. Soetomo.
23) Dokumen yang merupakan bukti fisik atas tugas bapak Soebarkah pada saat menjadi anggota tentara pelajar.
24) Bendera Merah Putih milik Mbah Oerip Karto Admojo seorang anggota BPRI pada saat aksi Militer Belanda II selaku persiapan kemerdekaan Indonesia.
25) Topi baja yang digunakan oleh milik Bapak Mulyo Sarjono, seorang anggota TRM (tentara rakyat mataram) dibawah pimpinan Bung Tarjo, pada saat mengikuti aneka macam pertempuran di Yogyakarta dan sekitarnya.
26) Bayonet milik tentara Belanda yang didapatkan oleh Bapak Wiro Darsono, seorang perjaka yang menjadi pager desa. Selanjutnya Bayonet tersebut dipakai oleh Bapak Wiro Darsono sebagai senjata dalam mengerjakan tugasnya.
27) Mata duit logam Spanyol yang ialah bukti kedatangan bangsa Barat di Indonesia untuk berburu rempah-rempah yang merupakan komoditi jual beli yang laris di Eropa.
28) Buku saku Laskar Hisbullah milik bapak Hadjid yang pernah menjadi anggota Laskar Hisbullah di Yogyakarta. Setiap anggota Laskar Hisbullah mendapatkan buku saku selaku panduan dalam melaksanakan tugas sebagai laskar Hisbullah.
29) Baju Bapak Soeharto (presiden RI kedua) yang dikenakan pada dikala menjalankan peran sebagai anggota Tentara Nasional Indonesia RI sebelum menjabat selaku presiden.
30) Radio usaha sebagai alat penyebar gosip pada era perjuangan.
31) Gramaphone, selaku media pengobar usaha lewat kesenian.
32) Mobil Jeep Willys, bikinan tahun 1944 selaku visualisasi kendaraan pada periode revolusi di Indonesia.
33) Meriam yang ditemukan di kawasan keraton Solo yang diperkirakan selaku alat pertahanan Benteng Vredeburg.
34) Genuk, Penyedia air bagi Anggota Peta
34) Genuk, Penyedia air bagi Anggota Peta

Koleksi Benda Replika Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta antara lain:
1) Replika meriam hasil temuan ketika dikerjakan ekskavasi di komplek bangunan Benteng Vredebug.
2) Replika senjata lantakan, granat gombyok, dan senjata VOC laras pendek.
3) Replika busana zaman perjuangan yang biasa digunakan pada masa menjaga kemerdekaan tahun 1945-1949.
4) Replika wayang Dipenogoro yang mengisahkan wacana perang Diponegoro tahun 1825-1830.
5) Replika lambang organisasi maupun kesatuan bersenjata.
6) Replika baju penjara yang digunakan Ki Hajar Dewantara pada ketika dipenjara di Pekalongan.
7) Replika duaja Jong Java, Jong Islamieten Bond, Jong Sumatra Bond dan Jong Selebes, lambang organisasi perjaka yang masih bersifat kedaerahan.
8) Replika baju goni, baju khas rakyat Indonesia periode pendudukan Jepang.
9) Replika meja dingklik, cangkir, gelas dan lampu yang dipakai pada saat Jenderal Soedirman dijemput Letnan Kolonel Soeharto untuk masuk kota Yogyakarta.
10) Replika bandil dan senapan laras panjang senjata tradisional pada perang Diponegoro.
11) Replika alat minum yang digunakan oleh Soekarno pada dikala diasingkan oleh kalangan perjaka di Rengasdengklok sebelum proklamasi kemerdekaan.
12) Replika tas yang digunkaan oleh Drs. Moh. Hatta untuk menghadiri negosiasi dalam rangka usaha lewat dilpomasi.
Koleksi foto Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta antara lain:
1) Foto-foto raja-raja Nusantara sekitar permulaan masa 18
2) Foto-foto periode pergerakan nasional 1908-1942
3) Foto-foto masa pendudukan Jepang 1942-1945
4) Foto-foto era awal kemerdekaan 1945-1946
5) Foto-foto revolusi fisik 1947-1949
6) Foto-foto masa pergolakan di tempat 1950-1959
7) Foto-foto masa orde usang 1959-1966
8) Foto-foto kurun orde gres 1967-1998
9) Foto-foto periode reformasi 1998-sekarang
10) Foto-foto nuasa lama Yogyakarta tempo dulu
11) Foto-foto lama Benteng Vredeburg dan sekitarnya.
Koleksi Film yang menjadi koleksi Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta yaitu
1) Film Dokumenter yang berisi 7 peristiwa penting (UNCI on Duty in Indoneisa, Second Military action, Jounalist visit exiled Republic Leader, Republic Leaders return to Yogya, return of General Soedirman, End of Fasting Mount, Inter Indonesia Confernce)
2) Kaset video “The Bird Of Nation 1944-1949”
3) VCD (Film dokumenter Tokoh Nasional Ki Hadjar Dewantara)
4) VCD perihal perkembangan KNIL

Koleksi bangunan di Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta antara lain:
1) Jembatan dan parit
2) Gerbang utama sebelah barat
3) Pintu gerbang sebelah timur
4) Gedung pengapit selatan
5) Gedung pengapit utara
6) Gedung barak prajurit barat
7) Gedung barak prajurit utara
8) Gedung akomodasi lazim
9) Gedung societet militaire
10) Gedung pavilion
11) Gedung gudang mesiu
12) Gedung gudang peralatan non militer/logistic
13) Gedung dapur utara
14) Gedung dapur selatan
15) Gedung rumah tahanan/sel
16) Gedung kamar mandi timur
17) Gedung kamar mandi selatan
18) Gedung perumahan perwira utara I
19) Gedung perumahan perwira utara II
20) Gedung perumahan perwira selatan I
21) Gedung perumahan perwira selatan II
22) Gedung gudang senjata ringan dan barak tentara
23) Gedung gudang senjata berat
24) Gedung utama Benteng Vredeburg (
25) Gedung garasi
26) Gedung istal (kandang kuda)
27) Sumur
28) Anjungan
Demikian isu ihwal Koleksi Lengkap Museum Vredeburg yang menjadi salah satu saksi sejarah bangsa Indonesia. Silahkan berkunjung dan pelajari jejak-jejak sejarah bangsa Indonesia di Museum ini.